Minggu, 13 September 2015

JAWABAN KAGUM KALA ITU..


Saat kau Membuka pintu hatimu
Mungkin aku telah jauh
Meninggalkan dirimu Dan kenanganku
Rasa kecewaku padamu
Memang kau yang terindah Yang pernah tercipta
Namun bukannya kau harus Sia-saiakan aku
Dengan sgala tingkahmu
Rasa kecewaku padamu

Siang ini, saat ku membuka lembaran-lembaran catatan usangku aku menemukan sepenggal syair lagu yang tertulis rapi dengan tulisan khas masa-masa MTs. Tulisanku memang banyak berubah saking sering berubahnya bahkan tulisanku jaman dulu sepertinya jauh lebih rapi dibanding sekarang. Mungkin karena sekarang jarang menulis, lebih sering mengetik. Padahal tulisan tangan itu sebenarnya adalah karya seni kreatifitas dan menunjukkan kerapian seseorang. Ah, itulah sisi negatifnya manusia jaman sekarang terlena oleh tekonologi sampai-sampai melupakan kemampuan seni manualnya.
Tapi, saat ini aku tidak akan mempermasalahkan soal bagus atau jeleknya tulisan itu. Karna ada hal yang lebih penting dalam tulisan itu. Pas ku ingat tulisan itu adalah penggalan dari sebuah lagu yang berjudul “aku, kau, dan kenanganku”. Syair lagu itu ku tulis setelah pengumuman kelulusan MTs ketika aku akan sekolah keluar daerahku. Bagiku keluar dari lingkungan sekolah itu adalah suatu kebebasan. bebas dari rasa kecewa atas perasaan yang terpendam lama.
Jadi wanita memang serba salah dalam hal kagum mengagumi seserang. Tidak mungkin memberanikan diri untuk mengatakan kepada orang yang dikagumi. Hanya bisa menunggu dan menunggu, apalagi tau betul bahwa orang yang dikagumi sama sekali tidak memiliki perasaan yang sama. Jujur pengen melupakan rasa kagum yang ada, tapi rasa itu begitu dalam tinggal dihati. Akhirnya, sampai lulus sekolah dan sampai pergi dari sekolahan pun rasa itu masih mengikuti walaupun diliputi dengan kekecewaan.
Semua berawal ketika aku memasuki kelas 3 MTs, saat itu bertepatan dengan tahun 2009. Aku baru sadar kalo aku kagum pada seseorang, Kakak kelasku satu tingkat diatasku.
Dia itu cakep, diem, pinter, rendah hati dan yang paling istimewa dia tidak pernah godain cewek (setauku). Dia punya banyak teman yang akrab di kelas dan adik2 kelasnya. Namun tidak demikian ke aku. Tidak pernah sekalipun dia ngajak ngomong aku kalo tidak ada keperluan. Dan apesnya saat itu aku dan dia sama sekali tidak ada urusan jadi ya dapat berbicara dengan dia atau disapa dia itu Cuma mimpiku saja, yang sepertinya tidak akan kesampaian.
Setiap dia kelihatan di mataku, mata ini seakan tak ingin beranjak darinya. Memandang tapi sebisa mungkin aku buat tidak terlihat memandangnya. aku suka Setiap candaan nya dengan teman-temannnya walaupun kadang hanya terdengar samar-samar ditelingaku. Ku pasang telinga untuk mendengar apa yang dia cakapkan entah posisi dekat atau jauh. Aku seneng walau hanya sekedar menjadi pendengar setia beberapa ucapan dan candaannya dengan orang lain.
No HP nya? Jujur aku punya. Entah dari siapa aku saat itu mendapatkan. Tapi nmor itu hanya menjadi penghias kontak HP ku saja. Karna sama sekali tidak berani menelpon bahkan hanya sekedar kirim SMS. Sempat ku ketik beberapa kata untuk megawali SMS ku ke dia. Tapi berkali kali aku hapus ketik-hapus ketik akhirnya karena keraguan dan ketakutanku aku urungkan niatku mengiim SMS ke dia.
Dalam doaku pu kuselipkan namanya, aku dulu berdoa semoga jodohku adalah dia, jika bukan dia setidaknya yang karakternya seperti dia, dan semoga aku bisa SMS an dengan dia walo hanya sebagia teman. Itulah sepenggal doa yang dulu pernahku lantunkan.
Terpendamnya persaan ini menyakitkan. Semua karena takut dan ragu. Aku hanya takut ketika aku menyapa duluan atau aku SMS duluan ke dia, dia akan bersikap acuh tak acuh ke aku. Karna dia itu orangnya cuek apalagi ke cewek kayak aku. Saat itu yang bisa buat aku senang adalah ketika berpapasan dan dia pasang senyum manis yang sesaat itu. Gak makan seharipun kuat rasanya kalo digantikan dengan satu senyuman manis itu walo sesaat.
Akhir dari kekaguman yang terpendam itu adalah ketika aku meninggalkan sekolah. Tidak serta merta hilang. Bahkan ketika aku SMA sering aku Stalking akun FB nya. Kagum itu masih saja menyelimutiku hingga aku bertemu dengan seseorang saat semester 3. Setelah itu, sama sekali aku tidak ada komunikasi dengan dia. Yang aku tau dia udah berpacaran erius dengan orang lain. Aku tau dia sudah berubah, pacaran bukan karakternya dulu. Pikirku positif kok.. mungkin pacanya saat ini adalah rang yang di seriusi untuk jadi istrinya kelak.

Singkat cerita, suatu saat dia BBM akusetelah ku invite BBM nya. Sering komunikasi membuatku akrap dan os saja ke dia. Memang rasa kagum ku itu sudah pudar hampir tidak tersisa. Beberapa hari kemudian aku mengakui kekagumanku masa-masa MTs ke dia. Sepertinya dia terkejut saat aku mengatakan itu. Karena ternyata saat seklah dulu dia juga mempunyai rasa yang sama ke aku. Sebenarnya aku tiak percaya klo dia penah kagum ke aku. tapi dia telah menjelaskan pula setelah endengar penjelasnku tentang perasaanku dulu. Bahkan dia mengatakan klo dia kagum ke aku sebelum aku kagum ke dia. Tapi entahlah, dia orangnya pendiam aku juga pendiam, mungkin saja ini jawaban atas perasaan dan doa yang terpendam saat itu.
Dan ternyata inilah jawaban dari persepsi yang menyelimuti rasa kagum itu. sekarang aku mengerti ternyata doa itu tidak harus dikabulkan saat kita meminta, karena Allah lebih tahu kapan kita butuh sesuatu dan ingin seseatu.