Saat
kau Membuka pintu hatimu
Mungkin
aku telah jauh
Meninggalkan
dirimu Dan kenanganku
Rasa kecewaku
padamu
Memang
kau yang terindah Yang pernah tercipta
Namun
bukannya kau harus Sia-saiakan aku
Dengan
sgala tingkahmu
Rasa
kecewaku padamu
Siang
ini, saat ku membuka lembaran-lembaran catatan usangku aku menemukan sepenggal
syair lagu yang tertulis rapi dengan tulisan khas masa-masa MTs. Tulisanku
memang banyak berubah saking sering berubahnya bahkan tulisanku jaman dulu
sepertinya jauh lebih rapi dibanding sekarang. Mungkin karena sekarang jarang
menulis, lebih sering mengetik. Padahal tulisan tangan itu sebenarnya adalah
karya seni kreatifitas dan menunjukkan kerapian seseorang. Ah, itulah sisi
negatifnya manusia jaman sekarang terlena oleh tekonologi sampai-sampai
melupakan kemampuan seni manualnya.
Tapi,
saat ini aku tidak akan mempermasalahkan soal bagus atau jeleknya tulisan itu.
Karna ada hal yang lebih penting dalam tulisan itu. Pas ku ingat tulisan itu
adalah penggalan dari sebuah lagu yang berjudul “aku, kau, dan kenanganku”.
Syair lagu itu ku tulis setelah pengumuman kelulusan MTs ketika aku akan
sekolah keluar daerahku. Bagiku keluar dari lingkungan sekolah itu adalah suatu
kebebasan. bebas dari rasa kecewa atas perasaan yang terpendam lama.
Jadi
wanita memang serba salah dalam hal kagum mengagumi seserang. Tidak mungkin
memberanikan diri untuk mengatakan kepada orang yang dikagumi. Hanya bisa
menunggu dan menunggu, apalagi tau betul bahwa orang yang dikagumi sama sekali
tidak memiliki perasaan yang sama. Jujur pengen melupakan rasa kagum yang ada,
tapi rasa itu begitu dalam tinggal dihati. Akhirnya, sampai lulus sekolah dan
sampai pergi dari sekolahan pun rasa itu masih mengikuti walaupun diliputi
dengan kekecewaan.
Semua
berawal ketika aku memasuki kelas 3 MTs, saat itu bertepatan dengan tahun 2009.
Aku baru sadar kalo aku kagum pada seseorang, Kakak kelasku satu tingkat
diatasku.
Dia
itu cakep, diem, pinter, rendah hati dan yang paling istimewa dia tidak pernah
godain cewek (setauku). Dia punya banyak teman yang akrab di kelas dan adik2
kelasnya. Namun tidak demikian ke aku. Tidak pernah sekalipun dia ngajak
ngomong aku kalo tidak ada keperluan. Dan apesnya saat itu aku dan dia sama
sekali tidak ada urusan jadi ya dapat berbicara dengan dia atau disapa dia itu
Cuma mimpiku saja, yang sepertinya tidak akan kesampaian.
Setiap
dia kelihatan di mataku, mata ini seakan tak ingin beranjak darinya. Memandang
tapi sebisa mungkin aku buat tidak terlihat memandangnya. aku suka Setiap
candaan nya dengan teman-temannnya walaupun kadang hanya terdengar samar-samar
ditelingaku. Ku pasang telinga untuk mendengar apa yang dia cakapkan entah
posisi dekat atau jauh. Aku seneng walau hanya sekedar menjadi pendengar setia
beberapa ucapan dan candaannya dengan orang lain.
No
HP nya? Jujur aku punya. Entah dari siapa aku saat itu mendapatkan. Tapi nmor
itu hanya menjadi penghias kontak HP ku saja. Karna sama sekali tidak berani
menelpon bahkan hanya sekedar kirim SMS. Sempat ku ketik beberapa kata untuk
megawali SMS ku ke dia. Tapi berkali kali aku hapus ketik-hapus ketik akhirnya
karena keraguan dan ketakutanku aku urungkan niatku mengiim SMS ke dia.
Dalam
doaku pu kuselipkan namanya, aku dulu berdoa semoga jodohku adalah dia, jika
bukan dia setidaknya yang karakternya seperti dia, dan semoga aku bisa SMS an
dengan dia walo hanya sebagia teman. Itulah sepenggal doa yang dulu pernahku
lantunkan.
Terpendamnya
persaan ini menyakitkan. Semua karena takut dan ragu. Aku hanya takut ketika
aku menyapa duluan atau aku SMS duluan ke dia, dia akan bersikap acuh tak acuh
ke aku. Karna dia itu orangnya cuek apalagi ke cewek kayak aku. Saat itu yang
bisa buat aku senang adalah ketika berpapasan dan dia pasang senyum manis yang
sesaat itu. Gak makan seharipun kuat rasanya kalo digantikan dengan satu
senyuman manis itu walo sesaat.
Akhir
dari kekaguman yang terpendam itu adalah ketika aku meninggalkan sekolah. Tidak
serta merta hilang. Bahkan ketika aku SMA sering aku Stalking akun FB nya.
Kagum itu masih saja menyelimutiku hingga aku bertemu dengan seseorang saat
semester 3. Setelah itu, sama sekali aku tidak ada komunikasi dengan dia. Yang
aku tau dia udah berpacaran erius dengan orang lain. Aku tau dia sudah berubah,
pacaran bukan karakternya dulu. Pikirku positif kok.. mungkin pacanya saat ini
adalah rang yang di seriusi untuk jadi istrinya kelak.
Singkat
cerita, suatu saat dia BBM akusetelah ku invite BBM nya. Sering komunikasi
membuatku akrap dan os saja ke dia. Memang rasa kagum ku itu sudah pudar hampir
tidak tersisa. Beberapa hari kemudian aku mengakui kekagumanku masa-masa MTs ke
dia. Sepertinya dia terkejut saat aku mengatakan itu. Karena ternyata saat
seklah dulu dia juga mempunyai rasa yang sama ke aku. Sebenarnya aku tiak
percaya klo dia penah kagum ke aku. tapi dia telah menjelaskan pula setelah
endengar penjelasnku tentang perasaanku dulu. Bahkan dia mengatakan klo dia
kagum ke aku sebelum aku kagum ke dia. Tapi entahlah, dia orangnya pendiam aku
juga pendiam, mungkin saja ini jawaban atas perasaan dan doa yang terpendam
saat itu.
Dan
ternyata inilah jawaban dari persepsi yang menyelimuti rasa kagum itu. sekarang
aku mengerti ternyata doa itu tidak harus dikabulkan saat kita meminta, karena
Allah lebih tahu kapan kita butuh sesuatu dan ingin seseatu.
sad
BalasHapusbahkan sampai detik inipun rasa itu masih slu kusimpan,saat kau pergi tanpa seutas kata,,walo ku tau kini kau telah berbahagia dengan orang yang menjadi imammu,,semoga brbahagia ukhti,,,biarlah rasa ini kusimpan dalam lubuk hatiku yang paling dalam,,biarlah rasa ini menjadi kenangan hingga akhir hayatku...UHIBUK,,,,
Hapus